Selasa, 16 Februari 2010

Menelusur Kawasan Merapi-Merbabu

Pagi yang cerah itu kusambut bersama kiat untuk menyisir kaki-kaki gunung yang tegar membiru. Berawal dari kawasan Muntilan; jalan dan jalan terus untuk tetap bersama dalam segalanya. Di persimpangan itu, akhirnya ke arah kiri yang lebih dulu kutelusuri; daerah Pogalan merupakan kawasan lereng barat Merbabu, dengan kerajinan logamnya. Namun tak lama aku di situ, kutetapkan untuk menelusur arah kanan, ke Boyolali. Di dekat persimpangan itu, kini disebut Ketep; kiri kananku Merbabu-Merapi. Aku pernah berhenti di warung dekat pertigaan itu; ada teh panas ada "jadah goreng". Melalui jalan berkelok naik turun, di sana-sini hijau tanaman sayur mayur menghiasi lereng pegunungan. Walau daerah itu asing bagiku, namun tak terasa sudah sampai di kaki timur Merbabu. Tadi pagi, saat di daerah Muntilan tak terbayang kalau akan melewati celah Merapi-Merbabu, lalu merambah lereng timur Merbabu melewati kawasan Selo, yang dapat dijumpai villa peristirahatan dengan hawa sejuk dan pintu naik Merapi di sisi utara. Di jalanan kelas III, CB silverku terus mengikuti keinginan tangan dan asaku, hingga terdampar di gerai sate kambing Boyolali beriring gerimis lembut di siang itu. Ternyata seusai Salatiga ada pula panorama Rawa Pening yang dapat mengendorkan otot-otot tubuhku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar